Jumat, 20 Mei 2011

epidemiologi

Penyakit Menular

Pada Anjing Yang Perlu Diketahui Serta Gejalanya






Pertanyaan yang sering ditanyakan antara lain: ‘Anjing saya tiba-tiba menggigit, apakah sudah terinfeksi rabies?’ Apa gejala-gejala anjing sakit rabies? Pertanyaan lainnya: Apa itu penyakit distemper, parvo, leptospirosis dan bagaimana gejala-gejalanya?

Rabies

Penyakit ini disebabkan oleh virus yang sangat berbahaya dan mematikan, menyerang sistem syaraf pusat pada semua hewan berdarah panas termasuk manusia. Penyakit ini sangat berbahaya karena bersifat zoonosis. Cara penularan melalui air liur/gigitan dari hewan yang terinfeksi rabies. Masa inkubasi (dari masuknya bibit penyakit sampai timbulnya gejala) bervariasi antara 15-50 hari. Masa inkubasi bisa panjang bila tempat luka/gigitan jauh dari otak.

Gejala-gejala anjing yang terkena penyakit rabies adalah Encephalitis (radang otak) :

· Ada perubahan perilaku, anjing yang semula bersahabat/pemalu menjadi agresif dan menyerang siapa saja yang lewat, tidak mau dipegang.

· Tidak mau makan, muntah dan diare seing terjadi.

· Suka memojok bersembunyi ditempat gelap, menghindari sinar (photophobia) karena matanya sakit.

· Kemungkinan tidak bisa menahan air liurnya sehingga senantiasa menetes keluar dan sulit untuk menelan.

· Paralisis (lumpuh), otot muka lumpuh sehingga mulut terbuka, lidah menjulur keluar, berliur, batuk, makin lama anjing tidak bisa mengontrol gerakan, jatuh dan tidak bisa bangun.

Distemper

Penyakit distemper tersebar luas di dunia, disebabkan oleh virus, sering terjadi pada anjing dan sangat menular. Penyakit ini menyerang sel-sel epithel permukaan tubuh (kulit), selaput lendir/mukosa, mukosa mata, mukosa saluran pernafasan, mukosa saluran pencernaan dan sistem saraf pusat/otak. Karena penyakit ini terutama menyerang saluran pernafasan maka cara penularan adalah airbone dan aerosol droplet dengan terhirupnya udara yang tercemar oleh virus ini. Penyakit bisa menyebar dengan cepat.

Gejala-gejala distemper : penyakit bisa berlangsung dari beberapa minggu sampai beberapa bulan.

Gejala dibagi dalam 2 tahap :

1. Tahap pertama berlangsung dari 3 sampai 15 hari setelah terinfeksi :

· Dimulai dengan demam tinggi temperatur 39,5 °C - 41°C selama 1-3 hari, namun demam bisa terus berlangsung selama 1-2 minggu, meski tidak setinggi permulaan.

· Nafsu makan hilang, tidak bergairah dan lesu.

· Mata berair dan pilek, dalam beberapa cairan berubah menjadi kental, kuning dan lengket, dibarengi dengan batuk kering.

· Terdapat bisul bernanah didaerah perut.

· Diare sangat sering sehingga menyebabkan dehidrasi/kekurangan cairan tubuh.

Gejala dalam tahap ini bisa up dan down dalam arti kata, satu atau dua hari terlihat kondisi anjing membaik tetapi hari selanjutnya bisa memburuk lagi.

2. Tahap kedua terjadi 2-3 minggu setelah anjing sakit:

· Kulit pada telapak kaki dan hidung menebal/mengeras karena penyakit ini menyerang sel epithel.

· Dalam perjalanannya, virus menyerang juga otak sehingga sering terlihat kepala digoyang-goyangkan, mulut seperti mengunyah sesuatu, jalan sempoyongan, selanjutnya kejang. Pada malam hari anjing suka menangis/memeking.

Hepatitis

Penyakit virus menular ini hanya menyerang anjing jadi tidak ada hubungannya dengan hepatitis pada manusia. Penyakit ini terutama menyerang liver/hati, ginjal dan dinding pembuluh darah. Cara penularan lewat urine/air kencing, feces/kotoran dan air liur. Anjing yang telah sembuh menjdi carrier dan kadang-kadang sampai berbulan-bulan urinenya masih mengandung virus.

Gejala penyakit bervariasi dari ringan/subklinis sampai yang fatal.

· Demam

· Lesu, sering tidur.

· Tidak nafsu makan, pada yang akut bisa berak darah, muntah darah bahkan mendadak mati.

· Bagian perut melengkung keatas karena pembengkakkan liver dan sakit bila bergerak.

· Cairan dari mata dan hidung.

· Pendarahan pada gusi, dibawah kulit, darah lama untuk membeku.

· Bagian putih bola mata terlihat kuning.

· Setelah gejala mereda, 25 % dari anjing yang sakit pada cornea salah satu atau kedua mata tampak abu-abu . Gejala ini hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari, dan apabila belum hilang bisa minta pertolongan dokter hewan.

Leptospirosis

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri sangat menular dan zoomosis, menyerang hewan dan manusia. Penyakit ini mempunyai banyak sinonim (nama) yaitu : Weil’s disease, mud fever, trench fever, swineherd’s disease, rice-field fever,cane cutter’s fever, peapickers’ fever, swamp fever, spirochaetal jaundice, Japanese autumnal fever, Japanese seven-day fever, Canicola fever dan flood fever. Penyakit ini menyerang liver dan ginjal. Cara penularan melalui kontak luka dikulit atau selaput mukosa dengan air kencing yang mengandung leptospira atau air yang tercemar leprospira. Karena itu penyakit ini digolongkan water-borne disease. Tikus adalah reservoir utama dari penyakit ini. Anjing yang sembuh menjadi carrier dan mengeluarkan bakteri di urinenya sampai 1 tahun.

Gejala penyakit :

· Masa inkubasi 5 – 15 hari, pada kasus yang parah bisa mendadak mati.

· Kelemahan, lesu, hilang nafsu makan.

· Muntah dan diare adalah gejala yang selalu ada. Muntah dan diare bisa sampai berdarah.

· Sulit menelan, karena pada mulut dan lidah ada sariawan yang tebal dengan mukosa kental dan coklat.

· Perut melengkung keatas akibat sakit karena ginjal dan liver terserang.

· Nafas terengah-engah.

· Bola mata dan kulit anjing tampak kuning karena livernya kena.

Parvovirus

Penyakit virus ini sangat menular dan tersebar diseluruh dunia. Virus ini sangat bandel dan bisa hidup diluar tubuh anjing sampai tahunan. Anak anjing sangat peka terhadap virus ini. Kematian sangat tinggi pada anak anjing berumur dibawah 5 bulan. Masa inkubasi 3 – 8 hari. Anjing yang terserang mengeluarkan virus didalam kotorannya lebih kurang selama 2 minggu. Cara penularan bisa dari droplet/percikan ludah, feces, rambut, kaki, kandang, sepatu dan semua peralatan yang tercemar virus ini.

Ada 2 gejala penyakit ini yaitu diare (enteritis/radang usus) dan gejala jantung (myocarditis).

· Demam sampai 41 °C.

· Lesu, nafsu makan hilang.

· Muntah-muntah dan diare hebat sampai berdarah dan dehidrasi berat.

· Perut melengkung keatas karena rasa sakit yang hebat.

· Radang dalam mulut/stomatitis.

· Radang otot jantung (myocarditis) biasanya menyerang anak anjing dibawah 3 bulan, anak anjing berhenti menyusu, menangis dan megap-megap nafasnya. Anak anjing yang sembuh bisa menderita cacat fungsi jantung dan mati dalam hitungan minggu atau bulan.


Coronavirus

Penyakit virus ini sangat menular, terutama menyerang saluran pencernaan dan menyebabkan enteristis hebat. Menyerang anjing semua umur, pada anak anjing penyakit timbul akibat stress dari lingkungan. Umumnya terjadi pada kennel, sering infeksi virus ini berbarengan dengan infeksi virus parvo.

Gejala penyakit mirip penyakit parvo:

· Lesu, nafsu makan hilang.

· Demam jarang terjadi.

· Diare sedang sampai berat, feces cair, bau busuk, warna kuning orange, kadang-kadang berdarah.

· Dehidrasi, berat tubuh menurun dan bisa mati.

· Anjing yang sembuh bisa kambuh lagi 3 - 4 minggu kemudian.

Hubungan Coronavirus pada anjing dan SARS

Apakah virus yang menyebabkan SARS yang menggemparkan itu berasal dari keluarga Coronavirus yang sama jenisnya dengan penyakit anjing Coronavirus? Jawabnya ya. Centers for Disease Control dan Prevention (CDC) di San Fransisco telah berhasil memisahkan kode genetik virus SARS dan memastikan bahwa virus SARS adalah dari keluarga Coronavirus yang dulunya tidak diketahui. Bedanya dengan Coronavirus anjing, Coronavirus SARS menyerang paru-paru manusia.

Coronavirus baru ini telah berhasil lolos dari pengamatan para ahli entah selama berapa lama dan ketika sistim tameng mereka yang seperti mahkota (crown-corona) itu tumbuh, mereka menyebabkan epidemik global yang hampir saja tidak bisa dikontrol. (Sumber : National Microbiology Laboratory, Canada, University of California at San Francisco, Erasmus University, Rotterdam dan Bernhard-Nocht Institute, Hamburg ).

Bordetella

Penyakit bakteri ini biasanya menyerang anjing-anjing kennel, semua umur dan terutama menyerang saluran pernafasan trachea dan bronchi. Bila berlanjut bisa menyebabkan radang paru-paru dan mnyebabkan kematian pada anak anjing. Penularan sangat cepat karena mnyebar melalui aerosol/pernafasan anjing yang sakit. Bersama dengan infeksi Parainfluenza biasa disebut “Kennel Cough Syndrome”.

Gejala penyakit :

· Masa inkubasi 5 – 10 hari dengan gejala batuk yang kering sampai bersuara ngorok.

· Biasanya setelah 5 hari bisa sembuh sendiri, namun bila masih ada gejala batuk-batuk yang lama sampai 10 – 20 hari, kemungkinan karena adanya infeksi bakteri lain yang nimbrung.

Parainfluenza

Penyakit virus pernafasan ini menjadi penting karena penularannya yang sangat cepat seperti halnya dengan penyakit menular lewat pernafasan yang lain. Pada umumnya bila infeksi murni oleh virus parainfluenza saja gejalanya biasanya ringan atau subklinis. Bersama dengan Bordetella infeksi disebut : ”Kennel Cough Syndrome”.

Gejala penyakit:

· Seperti umumnya infeksi oleh virus Parainfluenza menyebabkan batuk dan pilek (rhinitis dan bronchitis).

· Gejala penyakit akan menjadi parah bila ada infeksi bakteri yang nimbrung.

Tentu saja, bila ada gejala-gejala lain yang tidak dimengerti dan amat mengkhawatirkan, tindakan terbaik adalah membawa anjing anda ke dokter hewan sesegera mungkin karena beberapa penyakit mengakibatkan akibat fatal bila terlambat ditangani. (Drh. Rini S. Dharsana, MSc. PhD).

http://orchiddog.com/penyakitmenular.htm



Antraks
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Anthrax beralih ke halaman ini. Untuk band metal, lihat Anthrax (band)

Antraks atau anthrax adalah penyakit menular akut dan sangat mematikan yang disebabkan bakteri Bacillus anthracis dalam bentuknya yang paling ganas.[1] Antraks bermakna "batubara" dalam bahasa Yunani, dan istilah ini digunakan karena kulit para korban akan berubah hitam.[2] Antraks paling sering menyerang herbivora-herbivora liar dan yang telah dijinakkan.[1] Penyakit ini bersifat zoonosis yang berarti dapat ditularkan dari hewan ke manusia, namun tidak dapat ditularkan antara sesama manusia.[1]


Faktor virulensi dari penyakit ini disebabkan oleh B. anthracis yang berasal dari kapsul dan toksin.[3] Kapsul dari B. anthracis terdiri dari poly D-glutamic acid yang tidak berbahaya (non toksik) bagi dirinya sendiri.[3] Kapsul ini dihasilkan oleh plasmid pX02 dan berfungsi untuk melindungi sel dari fagositosis dan lisis.[3] Toksin yang dihasilkan oleh B. anthracis berasal dari plasmid pX01 yang memiliki AB model (activating dan binding). Toksin dari B. anthracis terdiri dari tiga jenis, yaitu protective antigen (PA) yang berasal dari kapsul poly D- glutamic acid, edema factor (EF), dan lethal factor (LF).[3] Ketiga toksin ini tidak bersifat racun secara individual, namun dapat bersifat toksik bahkan letal jika ada dua atau lebih. Toksin PA dan LF akan mengakibatkan aktivitas yang letal, EF dan PA akan mengakibatkan penyakit edema (nama lain dari penyakit anthrax), toksin EF dan LF akan saling merepresi (inaktif), sedangkan jika ada ketiga toksin tersebut (PA, LF, dan EF), maka akan mengakibatkan edema, nekrosis dan pada akhirnya mengakibatkan kematian (letal).[3]

Bila spora anthrax masuk ke dalam tubuh dan kemudian sudah tersebar di dalam peredaran darah, akan tercipta suatu mekanisme pertahanan dari sel darah putih, namun sifatnya hanya sementara.[4] Setelah spora dari pembuluh darah terakumulasi dalam sistem limpa, maka infeksi akan mulai terjadi.[4] Racun dari toksin yang dihasilkan oleh sel vegetatif tersebut akan mengakibatkan pendarahan internal (internal bleeding) sehingga mengakibatkan kerusakan pada beberapa jaringan bahkan organ utama. Jika racun dari toksin tersebut telah tersebar, maka antibiotik apapun tidak akan berguna lagi.[4]
[sunting] Penularan dan gejala

Manusia dapat terinfeksi bila kontak dengan hewan yang terkena anthraks, dapat melalui daging, tulang, kulit, maupun kotoran. Meskipun begitu, hingga kini belum ada kasus manusia tertular melalui sentuhan atau kontak dengan orang yang mengidap antraks

Infeksi antraks jarang terjadi namun hal yang sama tidak berlaku kepada herbivora-herbivora seperti ternak, kambing, unta, dan antelop. Antraks dapat ditemukan di seluruh dunia. Penyakit ini lebih umum terjadi di negara-negara berkembang atau negara-negara tanpa program kesehatan umum untuk penyakit-penyakit hewan. Beberapa daerah di dunia seperti (Amerika Selatan dan Tengah, Eropa Selatan dan Timur, Asia, Afrika, Karibia dan Timur Tengah) melaporkan kejadian antraks yang lebih banyak terhadap hewan-hewan dibandingkan manusia.

Antraks biasa ditularkan kepada manusia disebabkan pengeksposan kepada hewan yang sakit atau hasil ternakan seperti kulit dan daging, atau memakan daging hewan yang tertular antraks. Selain itu, penularan juga dapat terjadi bila seseorang menghirup spora dari produk hewan yang sakit misalnya kulit atau bulu yang dikeringkan. Pekerja yang tertular kepada hewan yang mati dan produk hewan dari negara di mana antraks biasa ditemukan dapat tertular B. anthracis, dan antraks dalam ternakan liar dapat ditemukan di Amerika Serikat. Walaupun banyak pekerja sering tertular kepada jumlah spora antraks yang banyak, kebanyakan tidak menunjukkan simptom.
[sunting] Penjangkitan

Antraks dapat memasuki tubuh manusia melalui usus, paru-paru (dihirup), atau kulit (melalui luka). Antraks tidak mungkin tersebar melalui manusia kepada manusia.

Bakteri B. anthracis ini termasuk bakteri gram positif, berbentuk basil, dan dapat membentuk spora. Endospora yang dibentuk oleh B. anthracis akan bertahan dan akan terus berdormansi hingga beberapa tahun di tanah. Di dalam tubuh hewan yang saat ini menjadi inangnya tersebut, spora akan bergerminasi menjadi sel vegatatif dan akan terus membelah di dalam tubuh. Setelah itu, sel vegetatif akan masuk ke dalam peredaran darah inangnya. Proses masuknya spora anthrax dapat dengan tiga cara, yaitu :

1. inhaled anthrax, dimana spora anthrax terhirup dan masuk ke dalam saluran pernapasan.
2. cutaneous anthrax, dimana spora anthrax masuk melalui kulit yang terluka. Proses masukkanya spora ke dalam manusia sebagian besar merupakan cutaneous anthrax (95% kasus).
3. gastrointestinal anthrax, dimana daging dari hewan yang dikonsumsi tidak dimasak dengan baik, sehingga masih megandung spora dan termakan.

[sunting] Simptom

Beberapa gejala-gejala antraks tipe pencernaan adalah mual, pusing, muntah, tidak nafsu makan, suhu badan meningkat, muntah berwarna coklat atau merah, buang air besar berwarna hitam, sakit perut yang sangat hebat (melilit). Sedangkan, gejala antraks tipe kulit ialah bisul merah kecil yang nyeri. Kemudian lesi tadi membesar, menjadi borok, pecah dan menjadi sebuah luka. Jaringan di sekitarnya membengkak, dan lesi gatal tetapi agak terasa sakit. Tipe kulit terjadi setelah mengomsumsi daging yang terkena antraks. Daging yang terkena antraks mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: berwarna hitam, berlendir, dan berbau.
[sunting] Penanganan

Secara umum, perawatan untuk penyakit anthrax dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik, biasanya penisilin, yang akan menghentikan pertumbuhan dan produksi toksin.[5] Pemberian antitoksin akan mencegah pengikatan toksin terhadap sel.[5] Terapi tambahan, seperti sedation (pemberian obat penenang).[5] Namun, pada level toksin sudah menyebar dalam pembuluh darah dan telah menempel pada jaringan maka toksin tidak dapat dinetralisasi dengan antibiotik apapun.[5] Walaupun dengan pemeberian antitoksin, antibiotik, atau terapi, pasien tentu mempunyai rasio kematian.[5]
[sunting] Jenis-jenis

Ada 4 jenis antraks yaitu[6] :

* antraks kulit.
* antraks pada saluran pencernaan.
* antraks pada paru-paru.
* antraks meningitis.

http://id.wikipedia.org/wiki/Antraks


Leptospirosis

Penyakit yang disebabkan oleh sejenis kuman ini menyerang semua jenis satwa termasuk manusia. Organ tubuh yang paling disukai oleh kuman ini tumbuh subur adalah ginjal dan organ reproduksi. Penularan penyakit berawal dari adanya luka yang terbuka dan terkontaminasi dengan air kencing atau cairan dari organ reproduksi. Bakan makanan atau minuman yang tercemarpun dapat menyebakan infeksi masuk dalam tubuh.

Gejala yang mudah diamati bila terinfeksi penyakit ini adalah air kencing berubah menjadi merah karena ginjal penderita mengalami perdarahan. Selain itu kepala akan mengalami sakit yang luar biasa, depresi, badan lemah bahkan wanita hamil juga akan mengalami keguguran. Sampai saat ini belum ada vaksin Leptospira untuk manusia, yang tersedia hanya untuk satwa. Satwa yang bisa menularkan penyakit mengerikan ini adalah anjing, kucing, harimau, tikus, musang, jelarang dan tupai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar